Oleh: KH Drs Abdullah Tholib, MM
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَركَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْاِسْلَامِ ، وَلَا يَزَالُ يَوَالِى عَلٰى عِبَادِهِ مَوَا سِمِ الْفَضْلِ وَالْاِنْعَامِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُوالْجَلَالِ وَالْاِكْرَمِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ الْكِرَامِ .
اَمَّا بَعْدُ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ يِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالٰى : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Marilah dalam kesempatan yang baik ini dan ditempat yang berkah ini kita lahirkan dan wujudkan rasa syukur kita ke hadirat Allah SWT bukan hanya dalam bentuk lisan tetapi yang lebih penting adalah mendayagunakan setiap nikmat yang telah Allah SWT karuniakan kepada kita untuk sebanyak-banyaknya beribadah kepada-Nya.
Shalawat teriring salam selalu kita sampaikan kepada junjungan, suri tauladan, panutan dan pemimpin kita Nabi dan Rasul Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Dalam kesempatan ini pula mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.
Semoga dengan cara ini Allah tetap mencatat kita semua bagian dari hamba-hamba yang bertaqwa dan di kelak hari akhir kita semua masuk dalam surga Firdaus-Nya. Aamiin Allahumma AAmiin.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Jujur atau shiddiq merupakan salah satu sifat Rasul yang melekat pada dirinya. Kejujuran telah dilekatkan pada diri Rasul sebelum beliau diangkat menjadi Rasulullah SAW dengan menjadi agen perdagangan dari Khadijah RA yang pada akhirnya bisa menanamkan trust kepadanya. Ketertarikan Khadijah kepada Nabi Muhammad adalah atas dasar kejujuran beliau saat menjalankan usahanya. Dari sinilah Khadijah akhirnya menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Dan pada saat yang sama beliau mendapat gelar al-Amin karena kejujurannya.
Kita sebagai umat Rasul harus bisa mengimplemantasikan sifat kejujuran ini dalam segala aspek kehidupan, karena kejujuran bagian dari akhlak mulia.
Kejujuran harus dipraktikkan baik dalam perdagangan, perpolitikan maupun sebagai pejabat atau pemimpin tertinggi dan yang lain. Kejujuran akan menghantarkan seseorang untuk meraih derajat dan kehormatan yang tinggi baik di mata Allah SWT maupun di mata sesama manusia.
Kejujuran akan menghantarkan seseorang meraih surga yang penuh dengan kenikmatan dan senantiasa dalam keridhoan Allah SWT.
Sifat jujur telah diterangkan Allah SWT dalam Alquran di antaranya adalah di surat At-Taubah ayat 119:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar.”
Juga di dalam Surat Al-Ahzab ayat 24 :
لِّيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ ….
“Agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya.”
Dalam ayat di atas Allah telah memberikan statement bahwa orang beriman dan kebenaran ( kejujuran ) merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Orang yang beriman dengan sempurna akan selalu menjunjung tinggi kebenaran atau kejujuran. Kejujuran akan mendapatkan balasan berbagai macam kebaikan dari Allah SWT.
Sebaliknya orang yang imannya tidak sempurna akan cenderung pada perilaku tidak jujur dan tidak menjunjung tinggi kebenaran yaitu bohong yang pada akhirnya akan selalu berbuat dosa.
Dosa-dosa yang selalu diperbuat akan membawanya menuju neraka. Orang yang tidak jujur dan selalu berbohong akan selalu berbuat kedurhakaan, durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan durhaka kepada sesama manusia. Kehidupannya selalu dalam ketidakpastian, ketidaktenangan dan benak serta otaknya akan memproduksi kebohongan-kebohongan baru.
Rasulullah SAW telah memetakan kedudukan orang yang selalu berbuat jujur dan orang yang selalu berbuat bohong, sebagaimana sabda beliau :
عَنْ اِبْنِ مَسْعُوْدِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتّٰى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ صِدِّيْقًا، وَإِنَ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلٰى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتّٰى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ كَذَّابًا.
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi SAW, bahwa beliau telah bersabda:
“Sesungguhnya jujur menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan menunjukkan jalan ke surga. Sesungguhnya orang yang jujur akan selalu melakukan kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Dan sesungguhnya dusta menunjukkan kepada kedurhakaan dan kedurhakaan menunjukkan jalan ke neraka. Sesungguhnya orang yang berdusta akan selalu melakukan kedustaan sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah
Kejujuran akan selalu mengantarkan seseorang kepada kebajikan yang pada gilirannya akan mendapatkan kehormatan baik di sisi Allah maupun manusia. Dalam konteks kehidupan akhirat, orang jujur akan mendapatkan derajat tinggi dalam surga dan mendapatkan berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya.
Dalam kehidupan dunia, orang yang berlaku jujur akan selalu mendapat apresiasi dan trust dari masyarakat. Trust inilah yang akan menghantarkannya menuju kedudukan yang mulia dihadapan masyarakat. Tetapi sebaliknya bagi orang yang selalu tidak jujur dan berdusta akan menghantarkannya kepada kedurhakaan.
Dalam kehidupan akhirat tipe orang yang semacam ini akan menjadi penghuni neraka dan di dalam kehidupn dunia, dia tidak akan mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dianggap sebagai oarng yang tidak dapat dipercaya.
Untuk itu mari kita sebagai Muslim harus selalu berusaha untuk berbuat jujur meski dalam kondisi sesulit apapun dan bahkan saat mendapatkan ancaman maupun tekanan atau kesulitan. Pada hakikatnya di dalam kejujuran terdapat kesuksesan, keselamatan, dan kemuliaan. Hanya orang jujur sajalah yang akan mendapat derajat yang tinggi, kebahagiaan lahir batin dan keberhasilan yang luar biasa. Sayyidina Ali telah memberikan sebuah untaian kata yang beliau ingat dari Rasulullah SAW :
عَنْ اَبِيْ مُحَمَّدِنِالْحَسَنِ ابْنِ عَلِيِّ بْنِ اَبِيْ طَالِبِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : دَعْ مَا يَرِيْبُكَ اِلٰى مَا لَا يَرِيْبُكَ، فَاِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ.
Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib berkata :”Aku hafal sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang menegaskan :”Tinggalkanlah apa yang meragukan dirimu, beralihlah kepada sesuatu yang tidak meragukan dirimu.
Sesungguhnya kejujuran adalah tenang, dan dusta adalah keraguan ( HR. At-Tirmidzi )
Hadits di atas memberikan penjelasan bahwa orang yang jujur akan selalu meraih ketenangan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sedangkan orang yang tidak jujur atau dusta hidupnya akan selalu resah, tidak tenang dan selalu tidak percaya diri dalam megarungi hidup dan kehidupan. Dia akan selalu ragu dalam melangkah untuk melakukan segala sesuatu. Dalam melakukan sesuatu orang yang tidak jujur akan selalu mencari jalan keluar untuk melakukan kebohongan-kebohongan yang lain.
Karena itu orang semacam ini akan selalu dalam keraguan di setiap langkah yang akan dilakukan. Untuk itu kita sebagai seorang Muslim harus mampu untuk meninggalkan hal-hal yang meragukan dan beralih kepada sesuatu hal yang jelas hukumnya. Jujur dan berintegritas akan selalu mendapatkan ketenangan sedangkan orang yang tidak jujur dan selalu bohong akan masuk dalam ruang keraguan yang mengakibatkan hidupnya tidak tenang.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari uraian singkat tentang bersikap jujur, paling ada lima keuntungan yang bisa diperoleh yaitu pertama, memperoleh ketenangan jiwa. Kejujuran itu mententramkan.
Ketentraman jiwa akan menjadikan hidup penuh dengan kebahagiaan. Sebaliknya dusta selalu mengusik ketenangan jiwa yang menjadikan seseorang menjadi gelisah dan resah.
Rasulullah SAW bersabda
اَلإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya” ( HR. Muslim )
Kedua, memperoleh keberkahan hidup. Kiat untuk memperoleh keberkahan hidup adalah berlaku benar dan jujur. Rasul SAW bersabda :
اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا، فَاِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَابُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَاِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرْكَةُ بَيْعِهِمَا.
“Penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih ( khiyar ) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya bila keduanya berlaku dusta dan saling menutup –nutupi, niscaya akan hilang keberkahan pada transaksi merek berdua.” (HR Bukhari dan Muslim )
Ketiga, memperoleh keselamatan, meski sikap jujur tidak disukai oleh pendusta dan bahkan berusaha untuk mencelakakn orang yang bersikap jujur. Hakikat keselamatan adalah segala sesuatu yang menghantarkan manusia menuju surganya Allah SWT. Rasul SAW bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّهُ مَعَ الْبِرِّ وَهُمَا فِيْ الْجَنَّةِ، وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَاِنَّهُ مَعَ الْفُجُوْرِ وَهُمَا فِيْ الْنَّارِ
“Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan dan keduanya di neraka” ( HR. Ibnu Hibban )
Keempat, tercatat sebagai ahli kebenaran. Kita akan selalu bersama orang-orang yang benar jika kita menjalankan prinsip kebenaran dalam kehidupan. Rasul SAW bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَالبِرُّ يَهْدِي إِلٰى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ ،وَيَتَحرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ صِدِّيقًا
Wajib atasmu berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surge. Seseorang yang selalu jujur dan memilih kejujuran akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. ( HR. Bukhari )
Kelima, terhindar dari kemunafikan. Salah satu ciri orang munafik adalah berdusta. Dan barang tentu kita sebagai seoarng Muslim yang taat tidak ingin digolongkan dalam kelompok semacam ini.
Demikianlah khutbah yang singkat ini. Semoga kita semua dalam meniti kehidupan ini dihiasi oleh kejujuran. Dengan kejujuran kita akan jauh dari kehancuran dan kebinasaan. Sedangka dusta akan menyebabkan kita kehilangan berkah, keselamatan dan ketentraman.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Sumber : https://mui.or.id/baca/bimbingan/khutbah-jumat-membudayakan-kejujuran